WELCOME

SELAMAT DATANG

Thursday, April 12, 2012

50% untuk hidup!!!!

Prosentase Hidup manusia hanya 50% Berapa lamakah manusia hidup 60, 70, 80 tahun? atau bahkan lebih! Dan berapa lamakah anda akan hidup? dan apakah anda pernah berfikir atau bahkan merasakan bahwa semua roda kehidupan telah anda alami? Apakah anda pernah mencoba merasakan apa yang tidak pernah anda alami?  bahwa manusia tidak akan pernah sanggup menjalani segala peristiwa dalam hidupnya secara sempurna atau lengkap sepanjang usianya. Segala peristiwa baik yang disengaja atau tidak berlanjut secara bertahap dari generasi ke generasi. Sebagai sebuah contoh kejadian maupun proses yang ada sepanjang usia manusia yaitu seperti yang pernah dinyatakan oleh “Albert Einstein” bahwa otak manusia hanya 10% yang digunakan. Ketika anda berfikir untuk menghitung dengan benar anda sedang tidak berfikir untuk berlari, karena anda tidak bisa memikirkannya sekaligus dengan benar. Begitu juga hidup manusia hanya terjadi 50%. Sebagai contoh ketika sedang tidur, anda tidak mengalami bangun, ketika sedang berdiri, anda tidak merasakan berdiri, ketika sedang sedih atau menangis, anda tidak sedang gembira atau tertawa dan seterusnya.Hidup ini adalah sebuah pilihan, apa yang kita pilih untuk 50% yang akan kita terima apakah suatu hal yang positif atau hal negative. Bila anda memilih untuk merasakan segala sesuatu dengan tindakan yang positif maka anda akan merasakan kebahagiaan dalam keadaan apa pun dalam hidup ini

Tuesday, April 10, 2012

Yakinkah sahabat, bahwa pagi ini kita terbangun dari dunia yang sama sejak tidur semalam? Ataukah kita hanya tertidur kemudian bermimpi masuk ke dalam mimpi baru yang seakan mirip dengan dunia saat sadar? Semacam mimpi dalam mimpi serupa dengan film Inception (2010) yang dibintangi Leonardo DiCaprio.



Terpikirkah bahwa kita sedang masuk dalam jebakan mimpi yang sangat nyata hingga sulit bagi kita membedakan mana kehidupan yang asli dan mana yang mimpi?

Apa itu inception? Pengertian mudahnya ialah yang awal atau permulaan.


Synonyms:
noun: beginning, start, outset, commencement, onset, opening, origin, incipience, prime, set-out

inceptions plural
The establishment or starting point of an institution or activity
She has been on the board since its inception two years ago

Tentu sebelum meneruskan ini sebaiknya sahabat menonton dulu Inception (2010). Jadi dick coba sedikit mengulang jalan cerita di dalam film, Cobb bersama timnya memiliki keahlian untuk “membangun” dunia mimpi semirip dunia nyata. Segala cara digunakan untuk membuat target tidak merasakan perbedaan antara dunia dan alam mimpi. Konflik yang muncul dalam film ini Cobb dan timnya dipaksa untuk dapat “menanamkan” sebuah ide dengan cara mengelabui melalui alam mimpi ini. Hal ini memaksa mereka merekayasa dunia mimpi dalam mimpi hingga tingkat yang cukup tinggi.

“Hukum Alam” yang dibangun dalam film ini ialah setiap kita masuk dalam tingkat mimpi yang lebih dalam maka relativitas waktu bekerja. Agak lupa bagaimana persisnya, semisal begini tidur selama satu jam di dunia ekuivalen satu hari di mimpi level 1. Satu hari di level 1 ekuivalen satu bulan di level 2. Satu bulan di level 2 ekuivalen satu tahun di level 3. Dan satu tahun di level 3 ekuivalen dengan 10 tahun di level 4. Nah, kira-kira seperti itu gambaran dampak kedalaman mimpi terhadap relativitas waktu yang dirasakan setiap individu.

Kedalaman mimpi dan relativitas waktu ini dimanfaatkan tim ekstraktor mimpi (sebutan untuk tim yang dipimpin Leonardo DiCaprio ini) untuk memperdayai seorang target. Ditambah lagi dalam film ini dikenalkan ada sebuah obat yang dapat meningkatkan pengaruh relativitas waktu. Artinya semisal tidur 1 menit ekuivalen 1 jam (dalam mimpi level 1) bisa ditingkatkan apa yang dirasakan hingga 1 hari lamanya, dan begitu seterusnya.

Nah masalah baru timbul di benak sosok Cobb ini, yaitu di saat dia sering kali melanglang buana ke mimpi orang masuk ke mimpi dalam mimpi hingga tingkat yang hampir tak bisa dibedakan dengan dunia; dia mulai kesulitan dan harus menemukan cara agar dia tidak terjebak dalam dunia mimpi buatannya sendiri. Artinya dia harus inception, kembali permulaan di mana semua hadir dalam bentuk sejati bukan rekaan tim ekstraktor. Di sini kunci masalahnya.

So what? Jadi begini sahabat, ide film inception ini mengusik saya untuk mencoba menulisnya di sini. Besar harapan diri pemahaman baru ini dapat mengubah cara-pandang kita memandang dunia. Sebab apa yang ingin saya sampaikan kali ini erat kaitannya dengan cara-pandang seorang muslim atau muslimah sejati.

Manusia hakikat permulaannya berasal dari sisi Allah, kemudian dibangkitkan di Bumi untuk menjalani kehidupan sesuai aturan (rule) yang Allah tetapkan sendiri. Melalui Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW digunakan sebagai sumber panduan agar kita tidak tersesat di Bumi dunia ini. Nah, apa yang terjadi pada kebanyakan umat muslim di seluruh dunia ini ialah lupa pada inception. Mereka tidak mengindahkan dua sumber petunjuk sehingga tersesat di dunia ini, yang hakikatnya hanya mimpi. Kok bisa begitu?

dick minta waktunya agak lama untuk serius membuka Terjemah Al Quran yaa, plisss.. InsyaAllah nggak akan rugi. Silakan buka Al Quran Surat Thahaa (20) dengan terjemahnya. Boleh langsung lompat ke ayat 100, tapi ada baiknya membaca 5-10 ayat sebelum dan sesudah yang Rifqi cantumkan di sini agar lebih baik menangkap suasana firman Allah.

Barangsiapa berpaling dari pada Al Quran maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat,

mereka kekal di dalam keadaan itu. Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat,

(yaitu) di hari (yang di waktu itu) ditiup sangkakala [942] dan Kami akan mengumpulkan pada hari itu orang-orang yang berdosa dengan muka yang biru muram;

mereka berbisik-bisik di antara mereka: “Kamu tidak berdiam (di dunia) melainkan hanyalah sepuluh (hari)“

Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika berkata orang yang paling lurus jalannya [943] di antara mereka: “Kamu tidak berdiam (di dunia), melainkan hanyalah sehari saja.“
QS. Thahaa (20): 100 – 104

Belum cukup sampai di sini mari kita melompat ke Surat Al Hajj (22) ayat 45. Lagi-lagi Rifqi menyarankan agar membaca 5-10 ayat sebelum dan sesudah yang dikutip di sini.

Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam keadaan zalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi,

maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.

Dan berapalah banyaknya kota yang Aku tangguhkan (azab-Ku) kepadanya, yang penduduknya berbuat zalim, kemudian Aku azab mereka, dan hanya kepada-Kulah kembalinya (segala sesuatu).
QS. Al Hajj (22): 45 – 48

Aah, sekarang kita lompat ke Surat nomor 23 yaitu Al Mu’minuun diawali di ayat ke-112.

Allah bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?“

Mereka menjawab: “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.”

Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui [1027]“

Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
QS. Al Mu’minuun (23): 112 – 115

Dari beberapa ayat di atas sudah tersentuhkah kita akan makna hingga keterkaitannya yang sangat jelas itu? Seharusnya dari titik ini kita mulai meragukan kehidupan dunia ini. Benarkah ini nyata atau hanya ilusi? Mana yang asli? Wahyu yang Allah risalahkan pada Nabi Muhammad SAW jelas menerangkan bahwa kesejatian hidup ada di kampung Akhirat, bukan dunia.

Lantas, kenapa kita begitu serius mengejar dunia (yang dalam hal ini kebanyakan kita terang-terang mengesampingkan Akhirat)? Padahal dunia ini singkat tidak ada apa-apanya. Antara menonton hiburan di televisi dan berselancar di jejaring media sosial jauh lebih banyak intensitasnya dibanding bermunajat dengan Allah di sepertiga malam terakhir. Sila sahabat juga simak uraian ini, Tebarkan Hadiah Langit!.

Dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama [485] mereka sebagai main-main dan senda gurau [486], dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri.
QS. Al An’aam (6): 70

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka [468]. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?
QS. Al An’aam (6): 32

Dan penghuni neraka menyeru penghuni syurga: “Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah dirizqikan Allah kepadamu.” Mereka (penghuni surga) menjawab: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir,

(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka.” Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.
QS. Al A’raaf (7): 50 – 51

Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.
QS. Al ‘Ankabuut (29): 64

Setiap hari setiap pagi semakin kita mencintai dunia semakin kita masuk dalam mimpi-mimpi dunia. Bayangan semu nan jauh dari petunjuk Allah. Maka cara untuk memastikan diri ini lepas dari mimpi bertingkat-tingkat tadi yaitu dengan sibuk mempersiapkan Akhirat, adapun dunia yang kita jalani sehari-hari hendaknya hanya didayagunakan untuk meraih bekal Akhirat.

Kalaupun keseharian kita sibuk bekerja maka niatkan saja dalam rangka menafkahi keluarga, insyaAllah ini dinilai Allah sebagai ibadah. Jikalau kita sibuk duduk di depan jejaring sosial, maka sekali lagi jadikan sarana untuk menjemput bekal-bekal kampung Akhirat. Jangan sampai hidup ini sia-sia mengambang dalam ketidakjelasan. Tahukah sahabat bagaimana penyesalan itu? Bukankah ia selalu datang di akhir? Ya, akhir itu Akhirat..

Allah mencatatkan bagaimana kelak orang-orang yang zalim terhadap dirinya sendiri memohon-mohon agar dapat dikembalikan ke alam dunia dan beralasan telah lalai dan seolah-olah berjanji jika dikembalikan nanti akan taat. Setelah membaca ayat di bawah ini tak ada alasan lagi untuk beralasan serupa kelak di Akhirat. Jangan sampai ada sesal sahabat..!

Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kamu selalu mendustakannya?

Mereka berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat.

Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.”

Allah berfirman: “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.

Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia): “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik.
QS. Al Mu’minuun (23): 105 – 109

Adapun kerinduan menjelang tidur semestinya berharap tidak usah dibangunkan lagi di dunia, bukannya kehidupan sejati itu Akhirat? Sahabat, tadi kita sudah menyepakati kebenaran kutipan ayat-ayat di atas, maka tak ada nikmat tertinggi selain jamuan suci bertemu dengan Sang Pencipta. Untuk itulah tak ada dari aktivitas dunia yang terbuang kecuali mengejar kehidupan Akhirat, bertemu Allah dan para Rasul pilihan-Nya. Inilah kebahagiaan yang sesungguhnya, bukan dunia yang sementara dan semu.

Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan [1313]. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.
QS. Az Zumar (39): 42

Mereka yang tidur di malam harinya berharap menjumpai mentari esok hari dengan keadaan nikmat dunia yang lebih berlimpah biasanya tergelincir masuk ke dalam mimpi yang baru, mirip dengan apa yang terjadi dalam Film Inception. Untuk itu kita diajarkan kalimat tahmid sebagai salah satu ekspresi rasa syukur, yaitu Alhamdulillah. Sesungguhnya bukan kalimat itu yang kembali pada diri namun hakikatnya kita menyerahkan segala bentuk puji hanya ke satu titik kepada Allah, Dialah yang paling berhak menerima pujian-pujian terbaik.

Jadi, setelah menyimak uraian panjang ini Rifqi harap sahabat semakin penasaran dengan keagungan petunjuk Allah yang ada dalam Al Quran dan Sunnah Rasulullah. Tak hanya dibaca namun juga dipahami terjemahnya lebih-lebih didampingi Kitab Tafsir. Sebetulnya petunjuk itu berserakan di dekat kita, tinggal kita mau atau tidak membaca, mendengar, merenungkan, memahami, dan menerimanya?

Jangan pernah puas dengan uraian ini. Letakkan kerinduanmu pada sesuatu yang tepat menurut Allah dan Rasul-Nya, sebuah Perjumpaan Suci di Akhirat. Maka jelang tidur nanti malam persiapkan di pagi hari hal-hal terbaik dan harap-harapkanlah dapat segera bertemu dengan Allah, tak perlu bangun lagi esok harinya. :)

Sambil menanyai diri dick sendiri: Beranikah diri? Jika belum berani, ada kemungkinan kita masih mencintai dunia dan terjebak dalam mimpi-mimpi indah padahal palsu. Sebab nama lain hari Akhirat ialah hari Kebangkitan, hari di mana kita terbangun dari tidur yang seakan beberapa saat saja. Yang kadar beberapa saat itu kita rasakan sekarang sebagai alam dunia yang penuh tipu daya. Dan seketika saat terbangun tahu-tahu kita dalam keadaan berlumur sesal akibat pengingkaran-pengingkaran terhadap ayat-ayat Allah.

Semoga kita dilindungi dari pengetahuan yang sia-sia. WaAllahu ‘alam bishawab.